Dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadits, terdapat banyak contoh cara menegur orang
salah atau mendidik orang, dengan cara indah. Di antaranya teguran Allah
yang dilontarkan pada pertengahan bulan Syawal tahun tiga Hijriyah,
yaitu setelah Perang Uhud yang bersejarah. Teguran indah ini di
alamatkan secara khusus pada Jabir bin Abdillah dan keluargnya yang
terdiri dari dua golongan, yang keberanian mereka kurang:
إِذْ
هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ
اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ [آل عمران/122، 123].
Artinya:
Ketika itu dua golongan dari kalian telah sengaja mengecut, padahal
Allah kekasih dua golongan tersebut.[1] Dan hendaklah orang-orang iman
bertawakkal pada Allah! Padahal niscaya sungguh Allah telah menolong
kalian di dalam Perang Badar ketika kalian dalam keadaan hina![2] Maka
takutlah Allah! Agar kalian bersyukur!.”
Kiranya tidak ada
teguran yang lebih indah daripada teguran melalui dua ayat di atas. Bagi
Jabir bin Abdillah dan keluarganya teguran tersebut pasti terukir di
dinding hati mereka dan takkan dilupakan sepanjang hidup mereka. Bahkan
teguran tersebut menjadi hiburan yang selalu diingat-ingat setiap saat.
Bukhari meriwayatkan pernyataan Jabir berkenaan ayat tersebut: صحيح البخاري - (ج 12 / ص 446)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرٍو
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِينَا
{ إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا } بَنِي سَلِمَةَ
وَبَنِي حَارِثَةَ وَمَا أُحِبُّ أَنَّهَا لَمْ تَنْزِلْ وَاللَّهُ يَقُولُ
{ وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا }.
Arti (selain isnad)nya:
Dari Jabir RA: “Ayat ini (إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ
تَفْشَلَا/Ketika itu dua golongan dari kalian telah sengaja mengecut
(dan seterusnya)), turun mengenai kami keluarga Bani Salimah dan Bani
Charitsah. Namun saya justru tidak senang jika ayat tersebut tidak
diturunkan. Keadaan Allah (saat itu) berfirman ‘padahal Allah kekasih
dua golongan tersebut (وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا)’.”
Kesimpulan:
Pastikan orang yang ditegur atau dididik tahu bahwa kita berniat baik dan cinta atau perhatian padanya.
Hargailah atu berilah penghargaan pada orang yang ditegur atau
dididik tersebut. Pernyataan, “Saya senang berteman dengan kau. Saya
merasa beruntung bisa bersalaman dengan kau,” termasuk penghargaan.
Sampaikan pesan dengan bahasa yang indah dan singkat. Kecuali jika dia ingin penjelasan yang lebih panjang.
Pesan indah terkadang tidak diterima karena waktu dan keadaan saat penyampaian, kurang tepat.
Menyampaikan ajaran atau anjuran dengan tutur kata yang indah
termasuk ajaran dari Allah, Rasulillah SAW, dan para sahabat nabi SAW.
Ketika itu dua golongan dari kalian telah sengaja mengecut, padahal Allah kekasih dua golongan tersebut.[1] Dan hendaklah orang-orang iman bertawakkal pada Allah! Padahal niscaya sungguh Allah telah menolong kalian di dalam Perang Badar ketika kalian dalam keadaan hina![2] Maka takutlah Allah! Agar kalian bersyukur!.”
Kiranya tidak ada teguran yang lebih indah daripada teguran melalui dua ayat di atas. Bagi Jabir bin Abdillah dan keluarganya teguran tersebut pasti terukir di dinding hati mereka dan takkan dilupakan sepanjang hidup mereka. Bahkan teguran tersebut menjadi hiburan yang selalu diingat-ingat setiap saat.
Bukhari meriwayatkan pernyataan Jabir berkenaan ayat tersebut: صحيح البخاري - (ج 12 / ص 446)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرٍو عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِينَا { إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا } بَنِي سَلِمَةَ وَبَنِي حَارِثَةَ وَمَا أُحِبُّ أَنَّهَا لَمْ تَنْزِلْ وَاللَّهُ يَقُولُ { وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا }.
Arti (selain isnad)nya:
Dari Jabir RA: “Ayat ini (إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا/Ketika itu dua golongan dari kalian telah sengaja mengecut (dan seterusnya)), turun mengenai kami keluarga Bani Salimah dan Bani Charitsah. Namun saya justru tidak senang jika ayat tersebut tidak diturunkan. Keadaan Allah (saat itu) berfirman ‘padahal Allah kekasih dua golongan tersebut (وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا)’.”
Kesimpulan:
Pastikan orang yang ditegur atau dididik tahu bahwa kita berniat baik dan cinta atau perhatian padanya.
Hargailah atu berilah penghargaan pada orang yang ditegur atau dididik tersebut. Pernyataan, “Saya senang berteman dengan kau. Saya merasa beruntung bisa bersalaman dengan kau,” termasuk penghargaan.
Sampaikan pesan dengan bahasa yang indah dan singkat. Kecuali jika dia ingin penjelasan yang lebih panjang.
Pesan indah terkadang tidak diterima karena waktu dan keadaan saat penyampaian, kurang tepat.
Menyampaikan ajaran atau anjuran dengan tutur kata yang indah termasuk ajaran dari Allah, Rasulillah SAW, dan para sahabat nabi SAW.
0 komentar:
Posting Komentar